Selasa, 15 Januari 2013
Minggu, 13 Januari 2013
Kuliah Perdana KIBAR Angkatan 5
Kuliah Perdana KIBAR angkatan 5 insyaAllah akan diselenggrakan hari Ahad, 20 Januari 2013 jam 16.00 di Kampus Utama KIBAR, Kompleks Masjid Raya Arrasul, Jl. Karanglo no.94 Kotagede. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai pengenalan awal bagi mahasiswa baru KIBAR terhadap metodologi pengjaran KIBAR.
Minggu, 02 Desember 2012
Mengapa Allah Ta'ala menggunakan kata ganti laki-laki (huwa) untuk diriNya dalam Al-Qur'an?
Sebab mengapa Allah
Swt al-Qur’an menggunakan kata ganti orang ketiga laki-laki untuk diri-Nya
adalah lantaran al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab dan penggunaan kata
ganti laki-laki (dhamir, pronomina) bagi Allah Swt telah sesuai dengan
kaidah dan sastra bahasa Arab. Karena Allah Swt bukan muannats (feminim)
hakiki dan juga bukan mudzakkar (maskulin) hakiki dan juga
tidak menggunakan penggunaan qiyâsi (mengikuti kaidah
tertentu) dan simâi muannats majâzi (figuratif).
Karena itu, berdasarkan kaidah bahasa Arab yang harus digunakan untuk Zat Allah
Swt adalah kata ganti-kata ganti dalam bentuk maskulin figuratif (mudzakkar
majâzi). Di samping itu, tanda-tanda literal maskulin dan feminin bukan
sebagai penjelas kedudukan dan derajat yang mengandung nilai (value).
Bahasa al-Qur’an
adalah bahasa Arab. Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lainnya
menggunakan dua jenis kata ganti dan pronomina (dhamir) orang ketiga
laki-laki (mudzakkar) dan kata ganti orang ketiga perempuan (muannats).
Suatu hal yang natural bahwa setiap buku atau kitab yang ingin ditulis
menggunakan bahasa ini, kendati ia merupakan kitab Ilahi, maka ia harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa tersebut dan gramatikanya.
Bahasa Arab, karena
tidak memiliki kata ganti orang ketiga waria (khuntsa), sebagian hal
yang tidak memiliki jenis kelamin dinyatakan dengan kata ganti orang ketiga
laki-laki (dhamir mudzakkar). Namun, yang semisal dengan masalah ini,
juga terdapat dalam bahasa-bahasa yang lain, seperti bahasa
Prancis. Dengan bersandar pada poin ini dapat diambil kesimpulan bahwa
pernyataan kata ganti orang ketiga laki-laki, sama sekali tidak ada kaitannya
dengan sifat kelaki-lakian.
Pada kenyataannya,
dapat dikatakan bahwa al-Qur’an tidak didominasi oleh pandangan patriarkial
yang berkembang pada budaya zamannya, melainkan sebuah tipologi bahasa yang
mengkondisikan pembicaranya supaya memperhatikan dan mematuhi hal tersebut.
Karena itu, al-Qur’an, dengan alasan diturunkan dan diwahyukan dalam
bahasa Arab, bertutur kata dengan wacana ini dan menggunakan
pronomina-pronomina dan redaksi maskulin (mudzakkar) yang selaras dan
sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.
Dengan kata lain, dari
satu sisi, dalam bahasa Arab, nomina-nomina (asmâ) dan verba-verba (af’âl)
(selain verba kata ganti orang pertama tunggal [mutakkalim wahdah] dan
kata ganti orang pertama jamak [mutakallim ma’a al-ghair]) memiliki dua
jenis: laki-laki atau maskulin (mudzakkar) dan perempuan atau feminin (muannats).
Maskulin dan feminin ini terbagi lagi menjadi hakiki dan majâzi (figuratif).
Seluruh entitas yang memiliki alat kelamin pria dan wanita adalah maskulin dan
feminin hakiki (mudzakkar dan muannats hakiki).
Selainnya adalah figuratif (majâzi).
Maskulin hakiki
seperti “rajul” (pria) dan “jamal” (unta jantan). Feminin hakiki
seperti “imraat” (wanita) dan “naqah” (unta betina). Maskulin
figuratif (mudzakkar majazi) seperti “qalâm” (pena) dan “jidâr”
(dinding). Feminin figuratif (muannats majazi) seperti “dâr”
(rumah) dan “ghurfah” (kamar). Penggunaan muannats majazi dalam
hal-hal seperti nama-nama kota, anggota badan yang berpasangan memiliki kaidah
dan dalam hal-hal lainnya tidak mengikut kaidah tertentu (qiyâsi) dan
bersifat simâi. Simâi artinya bahwa yang menjadi
kriteria adalah semata-mata mendengar orang-orang yang berbahasa Arab dan harus
diperhatikan orang-orang Arab menggunakannya dalam bidang apa. Apabila hal
tersebut bukan termasuk muannats hakiki dan muannats
majâzidan juga bukan mudzakkar hakiki maka tentulah ia
merupakan mudzakkar majâzi. Sharf
Sâdeh, hal. 28 dan 145.
Dari sisi lain, karena
Allah Swt tidak melahirkan juga tidak dilahirkan. Demikian juga tiada yang
menyerupainya [Lam yalid wa lam yulad (Qs. Al-Ikhlas
[114]:3). Laisa kamitsli syai (Qs. Al-Syura [42]:11) ] dan
juga bukan termasuk hal-hal yang terkait dengan penggunaanqiyâsi (mengikuti
kaidah tertentu) dan simai muannats majâzi. Karena itu, berdasarkan
kaidah bahasa Arab yang harus digunakan untuk Zat Allah Swt adalah kata
ganti-kata ganti, nama-nama dan sifat-sifat dalam bentuk mudzakkar
majâzi (maskulin figuratif).
Poin ini juga harus
mendapat perhatian bahwa tanda-tanda literal muannats dan mudzakkar tidak
mengandung nilai tertentu dan tidak menunjukkan tanda dan dalil atas kemuliaan
dan kedudukan seseorang. Karena itu, apabila tanda-tanda literal mudzakkar,
menunjukkan kemuliaan dan kedudukan tertentu seseorang, dan memiliki
nilai tertentu, maka untuk selain manusia dan sebagian makhluk rendah
seperti setan dan iblis... tidak boleh menggunakan kata kerja-kata kerja atau
nomina-nomina atau pronomina-pronomina dan seterusnya yang memuat tanda-tanda
literalmudzakkar.
Demikian juga, apabila
tanda-tanda literal muannats merupakan dalil dan tanda
kekurangan dan minus nilai maka entitas-entitas yang sarat nilai seperti
matahari (syams), bumi (ardh), kaum pria (al-Rijal), air (ma’)
dan sebagainya dan sebaik-baik perbuatan dan kedudukan seperti sembahyang
(shalat), zakat, surga (jannat) tidak akan dinyatakan dalam bentuk
literal muannats.
{quran al-shia}
www.mutiaramataairmuslimah1.blogspot.com
Senin, 26 November 2012
Software Tashrif Bahasa Arab, Quthrub
Ini adalah sebuah
aplikasi yang akan memudahkan kita dalam mempelajari tata bahasa Arab khususnya
ilmu sharaf dan tashrif. Sharaf (صرْف)
secara bahasa berarti penukaran, pengembalian dan pemindahan, dan makna ilmu
sharaf yaitu ilmu yang mempelajari ilmu bahasa dari segi perubahan Sighat atau
bentuk kata. Pada pokoknya ada tiga macam sighat dalam bahasa Arab yaitu; Fi’il
(فعل) atau Kata Kerja, Isim (اسْم) atau
Kata Benda, dan Harf (حرْف) atau
Kata Tugas.
Dari Fi’il ada empat macam sighat yaitu:
Dari Fi’il ada empat macam sighat yaitu:
1.
Fi’il Madhi, yaitu kata kerja lampau
2.
Fi’il Mudhari’, yaitu kata kerja sedang atau akan datang
3.
Fi’il Amr, yaitu kata kerja perintah
4.
Fi’il Nahi, yaitu kata kerja larangan
Dari Isim ada sepuluh sighat yaitu:
1.
Sighat Masdhar, yaitu bentuk kata dasar
2.
Mashdar Mim, yaitu mashdar yang mendapat tambahan mim
3.
Isim Fa’il, yaitu kata benda yang menunjukkan pengertian pelaku
4.
Shifat Mutasyabihah biismil Fa’il, yaitu kata sifat yang disamakan
dengan isim fa’il
5.
Sighat Mubalaghah, yaitu bentuk penyangatan
6.
Isim Tafdhil, yaitu kata benda yang mengandung pengertian lebih
7.
Isim Maf’ul, yaitu kata benda yang menunjukkan pengertian
penderita
8.
Isim Makan, yaitu kata benda yangmenunjukkan pengertian tempat
9.
Isim Zaman, yaitu kata benda yang menunjukkan pengertian waktu
10.
Isim Alat, yaitu kata benda yang menunjukkan pengertian alat
Sedangkan Huruf tidak mempunyai pembagian, huruf adalah kata yang menunjukkan pada makna yang lain seperti في ( di, di dalam) dan قد (sungguh).
Quthrub adalah software yang dibuat untuk memudahkan orang yang ingin belajar tata bahasa Arab terutama kaidah shorof dan tashrif atau perubahan bentuk dan lafazh suatu kata (Fi'il dan Isim).
Cara menggunakan Quthrub:
·
Tulislah kata dalam bahasa Arab dengan harakat dan tasydid yang
sempurna di kotak kosong, contohnya tulis kata صدق.
·
Pilihlah bentuk tashrif yang anda inginkan apakah semua bentuk
waktu (kullu azminah) yang meliputi fi’il madhi, mudhari’, amr, mabni majhul
atau mudhari’ yang mansubat (yaitu fi’il muhdari yang berharakat fathah karena
didahului adawatun nasb seperti huruf An, Lan, Izan dan Kay) atau majzum (yaitu
fi’il muhdari yang berharakat sukun karena didahului adawatul jazmi seprti lam
dam laa an-nahiyah) .
·
Pilih bentuk fi’il yang anda inginkan apakah lazim (tidak
membutuhkan maf’ulbih) atau muta’adi (membutuhkan maf’ulbih)
·
Klik tombol Conjugate.
Kelebihan dari Quthrub ini adalah bisa di import ke bentuk html, cukup dengan mengklik icon tashdir di sebelah kanan atas, lalu save dan file akan disimpan dalam bentuk html, selain itu juga bisa dicetak, yang memudahkan bagi guru atau ustadz ketika mengajarkan ilmu shorof. Semoga aplikasi Quthrub ini berguna bagi kita semua untuk memahami bahasa Arab. Amiin ya rabbal ‘alamin.
DOWNLOAD DI SINI: http://sourceforge.net/projects/qutrub/
www.belajarbahasaarab.blogspot.com
Sabtu, 24 November 2012
Jadwal Kuliah KIBAR
Jadwal kuliah KIBAR adalah fleksibel, sesuai dengan pilihan peserta. Ada kelas pagi, sore dan malam. Dalam sepekan masuk 2 kali yang harinya sesuai dengan pilihan peserta. Peserta juga diperbolehkan ganti kelas jika ternyata jadwal yang sudah dipilih berbenturan dengan acara peseta tersebut. Lama pendidikan KIBAR adalah 30 kali pertemuan, kurang lebih 3 bulan.
Jumat, 23 November 2012
Arabic Meeting (Halaqah 'Arabiyyah)
Bahasa Arab sangat mementingkan penggunaan lisan dalam
berbahasa. Adalah sulit dan memiliki banyak kekurangan, bila orang berusaha
mempelajari suatu bahasa, apalagi bahasa Arab, tanpa menggunakan lisannya untuk
berucap dan bercakap-cakap menggunakan bahasa tersebut. Untuk itulah dibutuhkan
suatu suasana dan pengkondisian agar orang-orang yang belajar bahasa Arab
mempunyai kesempatan untuk berlatih berbicara bahasa Arab dalam bentuk
percakapan. Dari sinilah digagas pembentukan Arabic Meeting, seperti halnya English
Meeting yang sudah banyak ditemukan di kota-kota seluruh Indonesia.
Yang kami maksud dengan "arabic meeting" (halaqah
arabiyyah) di sini ialah pertemuan sekelompok orang pada waktu dan tempat yang
telah disepakati bersama, untuk saling bercakap-cakap menggunakan bahasa Arab
dengan tujuan melatih kecakapan berbahasa Arab secara lisan.
PERSIAPAN
A. MENCARI CALON PESERTA ARABIC MEETING
Mulailah dengan mencari satu atau beberapa orang teman yang
punya minat dan keinginan yang serupa yakni melatih kecakapan berbahasa Arab
secara lisan. Setelah komitmen menjadi kuat untuk mengadakan Arabic Meeting,
lakukanlah langkah-langkah berikut.
Mencari teman-teman yang sama-sama sedang belajar berbahasa
Arab atau punya kemampuan bahasa Arab untuk membentuk kelompok Arabic Meeting.
Untuk menemukan peserta tersebut bisa dengan jalan menghubungi
madrasah-madrasah (sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa Arab),
kelompok-kelompok pengajian, remaja-remaja masjid, dan sebagainya. Cari
informasi sebanyak-banyaknya. Karena kita belajar bahasa Arab dalam rangka
syiar Islam, maka kelompok Arabic Meeting harus memisahkan waktu dan tempat
kegiatan laki-laki dan perempuan. Kecuali untuk anak-anak kecil semisal TK/TP
Al-Quran yang ada di masjid-masjid.
Membuat semacam daftar sementara calon peserta Arabic
Meeting dengan mendata nama, alamat lengkap dan nomor teleponnya.
Menghubungi satu-persatu calon peserta untuk mengadakan
pertemuan persiapan pembentukan kelompok Arabic Meeting.
B. PERTEMUAN PERSIAPAN PEMBENTUKAN KELOMPOK ARABIC MEETING
Menyiapkan Daftar Hadir
Menyiapkan makanan ringan dan air minum alakadarnya.
Menyiapkan draft agenda pertemuan.
Pemilihan Ketua dan Sekretaris Arabic Meeting
Penetapan nama-nama peserta Arabic Meeting dan pembagian
kelompoknya. Idealnya satu kelompok berjumlah 5 (lima) orang. Maka bila jumlah
peserta Arabic Meeting mencapai 10 (sepuluh) orang, perlu dibagi dalam beberapa
kelompok dimana setiap kelompok mempunyai ketua kelompok. Bila jumlah peserta
10 - 14 orang: dibagi 2 kelompok. Bila jumlah peserta 15 - 19 orang: dibagi 3
kelompok.Bila jumlah peserta 20 - 24 orang: dibagi 4 kelompok.Dan seterusnya
Penentuan waktu dan tempat Arabic Meeting. Idealnya, Arabic
Meeting dilaksanakan minimal sekali sepekan. Bila beberapa kelompok mengadakan
Arabic Meeting pada waktu dan tempat yang sama, tetap membuat halaqah per
kelompok masing-masing terlebih dahulu sebelum bergabung membentuk halaqah
besar.
Membicarakan masalah-masalah lainnya yang dianggap perlu
dibicarakan untuk kelancaran kegiatan-kegiatan seterusnya.
Membagi-bagikan modul Arabic Meeting kepada setiap peserta.
Modul ini bisa dibuat dan diambil dari buku-buku pelajaran Bahasa Arab dan
contoh-contoh percakapan yang ada di dalamnya. Termasuk dari ebook Arabindo
yang bisa didownload di sini. Setiap satu pertemuan Arabic Meeting sebaiknya
mempunyai satu modul dalam bentuk lembaran kertas yang dibagi kepada setiap
peserta.
C. KEGIATAN ARABIC MEETING
Setiap peserta mempersiapkan diri setiap kali akan
menghadiri kegiatan Arabic Meeting dengan membaca baik-baik modul yang
diberikan dan mempersiapkan kosa kata yang perlu dihafalkan yang disesuaikan
pula dengan keadaan masing-masing.
Ketika menghadiri kegiatan Arabic Meeting, setiap peserta
supaya membawa alat tulis dan buku catatan kecil untuk mencatat kosa kata yang
baru diketahui atau hal-hal lain yang dianggap perlu untuk dicatat. Demikian
pula dianjurkan membawa kamus Bahasa Arab dan buku pelajaran Bahasa Arab yang
dimiliki.
Setiap peserta diberi kesempatan berbicara dengan
menggunakan Bahasa Arab secara bergantian menurut modul yang disusun untuk hari
itu. Bila ada pembicara yang belum mengetahui atau lupa dengan suatu kosa kata
Bahasa Arab yang ingin dia gunakan, ia boleh menggunakan Bahasa Indonesia.
Pendengar yang lain boleh mengingatkan atau memberitahukan kosa kata yang
dimaksud bila dianggap perlu.
Setelah seorang peserta selesai berbicara, para peserta yang
lain boleh menanggapi atau mengajukan pertanyaan kepada peserta yang tadi
berbicara. Tentunya semuanya dengan menggunakan Bahasa Arab atau dicampur
dengan Bahasa Indonesia bila terpaksa. Peserta yang ditanya dipersilakan
menjawab seperlunya.
Bila seluruh peserta telah selesai menggunakan gilirannya
berbicara, dibuka babak selanjutnya yakni semacam "time out" (waktu
jeda) untuk mendiskusikan kegiatan yang tadi dilakukan. Diskusi kali ini boleh
menggunakan Bahasa Indonesia. Adapun hal-hal yang didiskusikan dalam babak ini
adalah: saling tukar menukar ilmu dan informasi serta saling koreksi tentang
kosa kata, susunan kalimat atau tata bahasa yang tadi digunakan.
Selesai "time out", kembali mengulangi kegiatan
sebelumnya dengan maksud untuk memperbaiki, memperlancar dan mempermantap
penguasaan kosa kata, penyusunan kalimat dan keterampilan berbicara dengan
menggunakan Bahasa Arab bagi setiap peserta. Demikian seterusnya hingga
dianggap cukup.
Susunan kegiatan Arabic Meeting ini bisa dimodifikasi,
ditambah (atau dikurangi) dengan kegiatan-kegiatan lain, tentunya sepanjang
tetap pada konteks dan tujuan Arabic Meeting yang sesungguhnya, yakni melatih
keterampilan berbahasa Arab setiap peserta.
Selamat membentuk dan melaksanakan Arabic Meeting.
Kami tunggu komentar, saran dan bagi pengalamannya!
www.belajarbahasaarab.blogspot.com
Panduan ini bisa didownload dalam format file PDF yang mudah
dicetak (print-out).
DOWNLOAD DI SINI:
http://www.ziddu.com/download/19192418/PanduanArabicMeeting.pdf.html
Kamis, 22 November 2012
Kesalahan Dalam Memanjangkan Dan Memendekkan Kata
Bahasa arab adalah bahasa yang luar biasa, bahasa yang
memiliki kosakata yang sangat banyak, satu huruf dalam satu kalimat saja,
apabila dihilangkan atau di tambahkan akan menimbulkan perubahan arti yang
sangat jauh berbeda, cara pembacaan harakat yang salah maka akan menimbulkan
makna yang jauh berbeda.
Di antara kesalahan yang terjadi pada sebagian kaum muslimin
adalah ketika membaca salah satu surat dalam al-Qur’an yaitu surat al-kafirun,
di antara ayatnya adalah:لاَ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
Contoh kalimat dalam al-Qur’an yang menggunakan la (dengan memendekkannya) adalah firman Allah dalam Surat az-Zumar,وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ“Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. ‘Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.’” (QS. Az-Zumar: 65)Kata la (dibaca pendek) pada kalimat “La in”, pada kalimat “La yahbathonna” dan “La takunanna” merupakan la yang bermakna taukid (penguatan), sehingga kalau diartikan secara bahasa kira-kira adalah, “Sungguh jika kamu mempersekutukanku (Allah), sungguh niscaya akan hapuslah amalanmu dan sungguh kamu akan termasuk orang-orang yang merugi.”Pembaca sekalian yang di muliakan oleh Allah, coba perhatikan, berapa La penegas dalam kalimat di atas??. Tiga buah kata penegas!!. Belum lagi kalau nun taukid (yang juga merupakan huruf penegas) kita masukkan…Faedah yang bisa kita ambil diantaranya adalah, betapa pentingnya mengenal kesyirikan dan perinciannya, dalam ayat ini Allah memperingatkan bahaya kesyirikan dengan sangat keras.
Faedah lainnya adalah betapa bahasa arab tidak bisa diungkapkan secara sempurna oleh bahasa lainnya. Seperti firman Allah di atas, kalau kita artikan dalam bahasa indonesia saja maka artinya seperti pada terjemahan pertama, padahal kalau ingin di ungkapkan secara lebih rinci maka artinya seperti pada terjemah yang kedua, dan arti kedua pun sesungguhnya belum mencerminkan pemahaman sempurna dari Firman Allah di atas.
Pemahaman bahasa seperti ini tidak akan bisa dirasakan kecuali jika menguasai bahasa arab, sepintar apapun penerjemah, dia akan kesulitan, bahkan tidak bisa untuk menerjemahkan bahasa arab ke bahasa lainnya dengan sempurna, karena sulitnya mencari kosakata yang sesuai, sulitnya mengungkapkan gaya bahasa arab dengan bahasa lainnya…Karena itu pulalah mengapa sebagian para ulama mengatakan kalau mempelajari bahasa arab hukumnya adalah wajib, mereka mengambil kesimpulan ini dari kaidah,مَا لاَ يَتِمٌّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ“Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya wajib.”Kalau kita tidak mungkin memahami al-Qur’an dan as-Sunnah secara sempurna kecuali dengan mempelajari bahasa arab, maka mempelajari bahasa arab hukumnya menjadi wajib, wallahu a’lam
Langganan:
Postingan (Atom)